Pengertian komunikai kelompok
Kelompok adalah sejumlah orang yang memiliki tujuan
yang sama dan berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan tersebut.
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama
lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok
ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah,
atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. berlaku
juga bagi komunikasi kelompok.
Komunikasi kelompok adalah interaksi tatap muka dari tiga individu atau
lebih. dengan tujuan yang sudah di ketahui sebelumnya, seperti berbagai
informasi, pemecahan masalah yang anggota- anggotanya dapat mengingat
karakteristik pribadi angota lainnya.[1]
Kemudian Alvin A, Goldberg, seorang ahli komunikasi kelompok mendefinisikan
komunikasi kelompok adalah suatu bidang studi, penerapan dan penelitian yang
tidak menitikberatka perhatiannya pada proses secara umum, tetapi pada tingkah
laku individu dalam diskusi kelompok tatap muka kecil.
Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena
itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi.
Keberhasilan komuniasi kelompok di sebabkan oleh keterbukaan anggota
menanggapi, anggota dengan senng hati menerima informasi, kemauan anggota
merasakan apa yang dirasakan anggota lain, situasi kelompok yang mendukung
komunikasi berlangsung efektif, perasaan positif terhadap diri anggota
kelompok, dorongan terhadap orang lain agar lebih aktif berpartisipasi, dan
kesetaraan, yakni bahwa semua anggota kelompok memiliki gagasan yang penting
untuk disumbangan kepada kelompok
Ada banyak kelompok dalam masyarakat kita. Misalnya,
kelompok pengajian di masjid, kelompok paguyuban, kelompok bermain, kelompok
dalam sebuah organisasi, dan kelas belajar. Kelompok dapat diidentifikasikan
berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, suku bangsa, dan jenis
pekerjaan.
Dalam sebuah kelompok, terjadi interaksi antaranggota
kelompok. Maka dari itu, komunikasi kelompok lahir sebagai bentuk komunikasi.
Komunikasi kelompok mengatur bagaimana komunikasi berjalan dengan anggota
kelompok satu dengan yang lainnya, bagaimana interaksi yang terjadi di dalam
kelompok itu sendiri.
Poin poin yang perlu diperhatikan dalam komunikasi kelompok
ü Adanya interaksi dua arah dalam proses komunikasi tersebut. Artinya anggota
yang ada dalam kelompok tersebut aktif dalam menyampaikan pendapatnya.
ü Karena komunikasi bersifat dua arah, dengan demikian, setiap anggota
kelompok mampu mengenal dan member reaksi balasan pada anggota lain atau setiap
anggota mampu melihat dan mendengar anggota lain.
ü Mereka beromunikasi secara intens dalam jangka waktu tertentu , jadi tidak
hanya sebentar, jika hanya sepintas komunikasi itu tidak masuk dalam komunikasi
kelompok.
ü Adanya tujuan bersama yang hendak dicapai dalam proses komunikasi tersebut,
dimana setiap anggota akan bersinergi untu mewujudkan satu atau beberapa tujuan
yang disepakati bersama.
Ciri- Ciri Komunikasi Kelompok
ü Komunikasi berlangsung face to face komunikasi, dan timbal balik.
ü Terlaksananya komunikasi atas unsure prakarsa bersama.
ü Kajianya pada proses berlangsungnya
komunikasi dalam kelompok, diskriptif dan analisis
ü Bentuknya terstruktur, permanen dan
emosional.
ü Setiap aggota kelompok sadar akan peranan, sasaran, uuran, serta identitas
kelompok.
ü Situasinya hiterogen, dari status social, pendidikan,usia, jenis kelamin
dan sebagainya, sehingga sering menimbulkan wabah mental yang menjalar dengan
cepat.
Komukasi kelompok kecil
Komunikasi
kelompok kecil (small group communication) merupakan komunikasi yang
berlangsung secara tatap muka karena komunikator dan komunikan berada dalam
situasi saling berhadapan dan saling melihat. Para anggotanya saling
berinteraksi satu sama lain dan lebih intens.
Menurut
Shaw ada enam cara untuk mengidentifikasikan suatu komunikasi kelompok kecil
yaitu suatu kumpulan individu yang dapat mempengaruhi satu sama lain,
memperoleh beberapa kepuasan satu sama lain, berinteraksi untuk beberapa
tujuan, mengambil peranan, terikat satu sama lain, dan berkomunikasi tatap
muka. Jika salah satu dari komponen itu hilang, individu yang terlibat tidaklah
berkomunikasi dalam kelompok kecil [2]
.
Menurut
Arni Muhammad tujuan komunikasi kelompok kecil mungkin dapat digunakan untuk
menyelesaikan bermacam-macam tugas atau untuk memecahkan masalah. Akan tetapi,
dari semua tujuan itu sebenarnya dapat dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu
untuk tujuan personal dan tujuan yang berhubungan dengan tugas atau pekerjaan.
Alasan seseorang masuk dalam kelompok dapat dibedakan atas empat tujuan utama
yaitu untuk hubungan sosial, penyaluran, untuk terapi, dan untuk belajar.
Tujuan tersebut merupakan tujuan personal. Sedangkan tujuan yang berhubungan
untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan yaitu untuk membuat keputusan dan
pemecahan suatu masalah.
Tipe Komunikasi Kelompok Kecil
Ronald
B. Adler dan George Rodman dalam bukunya Understanding Human Communication, membagi
kelompok kecil dalam tiga tipe, yaitu:
a.
Kelompok
Belajar (Learning Group)
Kata
‘belajar’ atau learning, tidak tertuju pada pengertian pendidikan
sekolah saja, namun juga termasuk belajar dalam kelompok (learning group),
seperti kelompok keterampilan, kelompok belajar musik, kelompok bela diri,
kelompok diskusi dan sebagainya. Tujuannya adalah meningkatkan informasi,
pengetahuan, dan kemampuan diri para anggotanya.
b.
Kelompok
Petumbuhan (Growth Group)
Kelompok
pertumbuhan memusatkan perhatiannya kepada permasalahan pribadi yang dihadapi
para anggotanya
c.
Kelompok
Pemecahan Masalah (Problem Solving Group)
Kelompok
ini bertujuan untuk membantu anggota kelompok lainnya memecahkan masalahnya.
Kelompok akan memberi akses informasi kepada individu sehubungan dengan masalah
yang dialaminya, berupa pengalaman anggota kelompok lain ketika menghadapi
masalah yang sama, atau informasi lain yang dapat membantu individu memecahkan
masalahnya. Kelompok juga memberi kekuatan emosional kepada individu dalam
membuat keputusan dan melakukan sebuah tindakan untuk mengatasi masalah
individu
Tipe komunikasi
kelompok kecil dinilai oleh banyak kalangan sebagai pengembangan dari
komunikasi antarpribadi. Trenholm dan Jensen mengatakan bahwa komunikasi antara
dua orang yang berlangsung secara tatap muka, biasanya bersifat spontan dan
informal. Peserta satu sama lain menerima umpan balik secara maksimal. Peserta
komunikasi berperan secara fleksibel sebagai pengirim dan penerima. Setelah
orang ketiga bergabung di dalam interaksi tersebut, berakhirlah komunikasi
antarpribadi, dan berubah menjadi komunikasi kelompok kecil .
Tidak
ada batasan yang jelas tentang berapa jumlah orang yang berada dalam satu
kelompok kecil, namun pada umumnya kelompok kecil terdiri dari 2-15 orang.
Jumlah yang lebih kecil dari 2 orang bukanlah kelompok, begitu juga jumlah
anggota kelompok yang melebihi 15 orang, akan menyulitkan setiap anggota
berinteraksi dengan anggota
Karakteristik Komunikasi Kelompok Kecil
Karakteristik
komunikasi dalam kelompok ditentukan melalui dua hal, yaitu norma dan peran.
Norma adalah kesepakatan dan perjanjian tentang bagaimana orang-orang dalam
suatu kelompok berhubungan dan berperilaku satu dengan lainnya.
Norma
oleh para sosiolog disebut juga dengan ‘hukum’ (law) ataupun ‘aturan’ (rule),
yaitu perilaku-perilaku apa saja yang pantas dan tidak pantas untuk dilakukan
dalam suatu kelompok.
Ada
beberapa karakteristik lain dari komunikasi kelompok kecil yang membuatnya unik
darikonteks komunikasi lainnya yaitu:
ü
Mempermudah pertemuan ramah tamah. Bila orang
datang bersama-sama, mereka cenderung untuk berlomba. Perlombaan itu mempunyai
tipe, tidak ada yang menang atau kalah, tetapi mempunyai konotasi yang sama.
ü
Personaliti kelompok, tiap personaliti anggota
dapat dan dipengaruhi oleh personaliti anggota lain dan sebaliknya, dapat juga
menentukan personaliti kelompok.
ü
Kekompakan yaitu daya tarikkan anggota kelompok
satu sama lain dan keinginan mereka untuk bersatu.
ü
Komitmen terhadap tugas. Aktivitas individu
lainnya dalam kelompok yang dekat dengan komitmen adalah motivasi. Karena
dengan adanya motivasi setiap individu, maka hal itulah yang menjadi alasannya
masuk dalam kelompok.
ü
Besarnya kelompok. Besarnya kelompok penting
bagi perkembangan kelompok. Kelompok janganlah terlalu besar dan terlalu kecil.
Jika suatu kelompok begitu kecil, kekecilan itu mungkin membatasi ide-ide dan
informasi yang timbul.
ü
Saling tergantung satu sama lain atau
keterikatan. Keterikatan adalah satu bentuk kenyataan dalam semua karakteristik
kelompok. Tanpa adanya keterikatan tidak akan ada kelompok
Fungsi
Komunikasi Kelompok Kecil
ü
Fungsi pertama dalam kelompok adalah hubungan
sosial, dalam arti bagaimana suatu kelompok mampu memelihara dan memantapkan
hubungan sosial di antara para anggotanya, seperti bagaimana suatu kelompok
secara rutin memberikan kesempatanan kepada anggotanya untuk melakukan
aktivitas yang informal, santai, dan menghibur.
ü
Pendidikan adalah fungsi kedua dari kelompok,
dalam arti bagaimana sebuah kelompok secara formal maupun informal bekerja
untuk mencapai dan mempertukarkan pengetahuan. Fungsi pendidikan tergantung
pada tiga faktor, yaitu jumlah informasi baru yang dikontribusikan, jumlah
partisipan dalam kelompok, serta frekuensi interaksi di antara para anggota
kelompok.
ü
Fungsi persuasi. Seorang anggota kelompok
berupaya mempersuasi anggota lainnya supaya melakukan atau tidak melakukan
sesuatu. Seseorang yang terlibat usaha-usaha persuasif dalam suatu kelompok,
membawa resiko untuk tidak diterima oleh para anggota lainnya, jika usaha-usaha
persuasifnya terlalu bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku dalam kelompok,
dan justru dapat menimbulkan konflik dalam kelompok.
ü
Fungsi problem solving. Kelompok juga
dicerminkan dengan kegiatan-kegiatannya untuk memecahkan persoalan dan membuat
keputusan-keputusan. Pemecahan masalah (problem solving) berkaitan
dengan penemuan alternatif atau solusi yang tidak diketahui
sebelumnya, sedangkan pembuatan keputusan (decision making) berhubungan
dengan pemilihan antara dua atau lebih solusi.
ü
Fungsi terapi. Kelompok terapi
memiliki perbedaan dengan kelompok lainnya, karena kelompok terapi tidak
memiliki tujuan. Objek dari kelompok terapi adalah membantu setiap individu
mencapai perubahan personalnya. Tentunya, individu tersebut harus berinteraksi
dengan anggota kelompok lainnya guna mendapatkan manfaat, namun usaha utamanya adalah
membantu dirinya sendiri, bukan membantu kelompok mencapai konsensus. Contohnya
adalah kelompok konsultasi perkawiman, kelompok penderita narkoba, dan
sebagainya
Komunikasi Kelompok Besar/publik (Large Group Discussion)
Hennessy
mendefenisikan bahwa komunikasi publik/opini publik merupakan suatu
kompleksitas pilihan-pilihan yang dinyatakan oleh banyak orang berkaitan dengan
sesuatu isu yang dipandang penting oleh umum. Menurutnya, defenisi ini relativ
lebih bersifat akademik dan berbeda dari definisi-definisi yang pada umumnya
yang digunakan oleh para politisi. Ia juga menambahkan bahwa opini publik itu
selalu melibatkan banyak orang yang tertarik untuk memikirkan sesuatu isu dalam
waktu yang cukup panjang. Meskipun demikian, istilah “publik” sendiri tidak
selalu ditentukan oleh banyak jumlah orang yang menganut opinitersebut. Istilah
“Publik” justru diukur oleh apakah sesuatu opini itu menyangkut isu publik atau
tidak.[3]
Salah
satu kelemahan model komunikasi publik adalah bahwa komunikasi dianggap
fenomena yang statis. Seseorang berbicara, pesanya, berjalan kepada khalayak,
dan khalayak mendengarkan. Tahap-tahap dalam peristiwa itu berurutan ketimbang
terjadi secara simultan. Disamping itu model ini juga berfokus kepada
komunikasi yang bertujuan disengaja, yang terjadi ketika seseorang berusaha
membujuk orang lain untuk menerima pendapatnya
Kelemahan
lain dari model komunikasi publik ini adalah tidak dibahasnya aspek-aspek non
verbal dalam persuasi. Meskipun demikian kita harus bersikap adil untuk tidak
menilai satu model komunikasi dengan perspektif kekinian. Jelas bahwa model
Aristoteles ini telah mengilhami para pakar komunikasi lainya untuk merancang
model-model komunikasi yang lebih baru. Kebanyakan model komunikasi yang lebih
baru yang dikembangkan para ahli sejak zaman Aristoteles tetap mengandung tiga
unsure yang sama: sumber yang mengirimkan pesan, pesan yang dikirimkan, dan
penerima pesan.[4]
Komunikasi
publik adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar
dan majalah) atau elektronik (radio, televisi), yang dikelola oleh suatu
lembaga atau orang yang melembagakan yang ditujukan kepada sejumlah besar orang
yang tersebar di banyak tempat.[5]
Dari
pendapat tentang komunikasi diatas, penulis dapat memahami bahwa komunikasi publik
adalah komunikasi yang menggunakan saluran media massa seperti media cetak
maupun elektronik yang ditujukan kepada khalayak atau masyarakat.
Effendy
mengungkapkan tentang karakteristik dari komunikasi publik adalah sebagai
berikut:
Komunikasi
publik berlangsung satu arah, ini berarti tidak terdapat arus balik dari
komunikan kepada komunikator.
1.
Komunikator
pada komunikasi publik bersifat umum, pesan yang disebarkan melalui media massa
bersifat umum (publik) karena dipeuntukan kepada umum mengenai kepentingan
umum. Jadi tidak ditujukan kepada perseorangan atau kelompok tertentu.
2.
Media
dalam komunikasi publik menimbulkan keserempakan, kemampuanya untuk menimbulkan
keserempakan kepada khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disebarkan.
3.
Komunikan
publik bersifat heterogen. Dalam komunikasi publik, khalayak yang dituju adalah
siapa saja yang bersifat heterogen atau khalayak umum.
Komunikasi
massa ini dapat berupa pers, radio, televisi, film, dan lain-lain. Sebagaimana
yang diungkapkan oleh para ahli komunikasi, bahwa komunikasi massa merupakan
singkatan dari komunikasi media massa. Sehingga komunikasi massa juga dapat
diartikan sebagai proses komunikasi yang menngunakan media.[6]
Kualitas yang membedakan komunikasi organisasi publik ini dengan komunikasi
interpersonal dan komunikasi kelomok kecil adalah:
ü Komunikasi publik berorientasi
kepada si pembicara atau sumber. Sedangkan pada komunikasi interpersonal dan
kelompok kecil terdapat hubungan timbale balik di antara si pembicara dengan si
penerima yag terlibat. Pada komunikasi organisasi publik, si pembicara
mendominasi hubungan.
ü Pada
komunikasi publik melibatkan sejumlah besar penerima tetap pada komunikasi
intepesonal biasanya hanya 2 orang dan komunikasi kelompok kecil tidak lebih 5
– 7 orang penerima.
ü Pada komunikasi publik kurang
terdapat interaksi antara si pembicara dengan pendengar. Hal ini menjadikan
kurangnya interksi secara langsung antara si pembicara dengan si pendengar
lebih-lebih bila pendengarnya makin banyak.
ü Bahasa yang digunakan dalam
komunikasi publik lebih umum supaya dapat dipahami oleh pendengar
Tujuan
Komunikasi Publik
Tujuan
umum dari komunikasi publik terutama sekali adalah untuk member informasi
kepada sejumlah besar orang mengenai organisasi misalnya mengenai
aktivitas-aktivitas organisasi dan hasil produksi organisasi. Selain itu komunikasi publik juga bertujuan untuk menjalin hubungan antara
organisasi dengan masyarakat diluar organisasi. Komunikasi publik juga dapat
digunakan untuk member hiburan. Tujuan-tujuan tersebut berhubungan satu sama
lain dan sulit untuk dipisahkan. Di samping adanya tujuan umum juga terdapat
tujuan khusus yang perlu ditetapkan. Tujuan-tujuan khusus ini dinyatakan dalam
bentuk pernyataan dalam kalimat yang lengkap.
Pentingnya Komunikasi Publik dalam Organisasi
Organisai sebagai sistem terbuka dengan lingkungan luarnya terutama dengan
badan-badan yang berpengaruh kepada
kehidupan organisasi itu sendiri. Sekarang kebanyakan organisasi merasa penting
untuk mengadakan bagian hubungan masyarakat dalam organisasinya yang menangani
khusus masalah promosi, penyiaran pers, kajian-kajian khusus, pertunjukan, dan
darmawisata. Kebanyakan organisasi telah menyadari pentingnya komunikasi public
ini dan telah mempunyai program-program khusus untuk itu. Hal ini dapat kita
lihat dengan banyaknya sekarang kita jumpai berbagai media yang digunakan untuk
itu seperti brosur, majalah, surat-surat edaran CCTV dan poster.
Tipe Komunikasi Publik dalam Organisasi
Bentuk persentasi komunikasi
organisasi publik secara garis besarnya dapat dibedakan atas dua kategori,
yaitu yang bersifat pemberian informasi ndan mencari komitmen (commitment).
Persentasi yang bersifat pemberian informasi dapat pula dibedakan sebagai
berikut:
a. Persentasi Orientasi
Persentasi ini sengaja diberikan kepada karyawan-karyawan baru dalam
organisasi untuk memperkenalkan mereka dengan lingkungan kerja yang baru.
Persentasi ini merupakan satu seri komunikasi tertulis dan lisan yang
menyangkut berbagai hal yang perlu diketahui oleh anggota organisasi.
b. Persentasi
untuk Latihan Pekerjaan Tertentu
Bila
sejumlah anggota organisasi diberi jabatan baru, mereka mesti dilatih untuk
pekerjaan itu oleh pelatih, melalui beberapa bentuk komunikasi lisan. Memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu merupakan topik yang paling umum
dari persentasi jabatan. Disamping itu juga diberi kesematan untuk berdialog
antara pelatih dan yang dilatih.
c. Laporan Status
Tiap-tiap subunit organisasi haruslah menyampaikan informasi tentang apa
yang mereka lakukan. Ini dilakukan untuk memudahakan dalam pemberian laporan
status subunit masing-masing. Laporan status
biasanya mengalir menurut garis komando dalam organisasi. Tiap-tiap supervisor melaporkan statusnya
masing-masing kepada atasanya namun kadang laporan itu mengalir horizontal
kepada unit atau subunit bila dirasa perlu. Laporan status kadang disertai
memorandum dan laporan produksi. Laporan mungkin diberikan secara teratur dan
juga kadang-kadang dapat diberikan secara informal.
d. Laporan Kepada Dewan Pengurus
Anggota organisasi seringkali diminta untuk memberikan laporan kepada dewan
pengurus atau yayasan yang membina organisasi. Kadang-kadang dewan pengurus ini
mempunyai otoritas terhadap karyawan yang member persentasi dan kadang-kadang
tidak.
e. Rapat-rapat Umum
Kadang-kadang pemimpin merasa perlu mengadakan rapat umum beserta seluruh
karyawanya. Salah satu kegiatan utama dalam rapat tersebut adalah untuk
memberikan informasi kepada karyawan yang mungkin berkenaan dengan
kebijaksanaan umum yang baru atau peraturan baru yang perlu diketahui oleh
karyawan, atau mengenai hal lainnya yang perlu diinformasikan secara cepat.
Bentuk kedua dari komunikasi publik dalam organisasi adalah untuk mencari
komitmen.
Penyampaian
Komunikasi Publik
Persiapan
persentasi yang baik hendaklah diikuti dengan cara penyampaian yang baik
sehingga memungkinkan komunikasi itu efektif. Kualitas penyampaian persentasi lisan ditentukan oleh pesan yang sengaja
dimaksudkan dan juga oleh pesan yang tidak sengaja disampaikan. Pembicara
bertanggung jawab memberikan persentasi yang berharga dank arena itu
bertanggung jawab untuk menyampaikan seefektef mungkin. Untuk menyampaikan
persentasi lisan dengan baik perlulah diperhatikan beberapa hal seperti
bertkut:
1.
Kontak Mata
Kontak mata adalah teknik komunikasi nonverbal yang sangat membantu si
pembicara dalam menjelaskan idenya kepada pendengar. Di samping mempunyai
kekuasaan yang membujuk, kontak mata juga membantu untuk menjaga perhatian
pendengar. Seorang pembicara yang berhasil haruslah menjaga kontak mata dengan
pendengarnya. Untuk mendapatkan hubungan dengan pendengar si pembicara
hendaklah menjaga kontak mata langsung dengan pendengar kira-kira 75% dari
waktu persentasinya. Kontak mata dengan pendengar membantu si pembicara
mengetahui dan memonitor pemdengar dan merupakan balikan bagi si pembicara
mengenai pesan yang disampaikan.
2.
Vokalik
Kecepatan berbicara, nada dan irama suara, serta penekana pada kata-kata
tertentu perlu diperhatikan dalam penyampaian persentasi lisan. Persentasi
lisan yang disampaikan dengan suara yang jelas dan enak didengar dapat memukau
pendengar. Tetapi sebaliknya persentasi yang disampaikan dengan suara yang
tidak bervariasi, monoton akan membosankan para pendengarnya, sehingga
mengurangi perhatian pendengar.
3.
Ketepatan
Kadang-kadang suatu persentasi disampaikan dalam situasi informal atau
dalam suasana pendengar rileks, maka penyampaian persentasipun henhaknya
disesuaikan dengan situasi tersebut. Begitu juga sebaliknya, bila kondisi
formal maka cara penyampaian persentasi juga hendaknya bersifat formal. Di
smping mempertimbangkan kondisi dan topic pembicaraan, juga dipertimbangkan apa
yang diharapkan si pendengar untuk didengar.
4.
Perencanaan
Kunci strategi yang terbaik adalah perncanaan. Oleh karena itu sebelum
penyampaian persentasi, si pembicara terlebih dahulu telah membuat perencanaan
yang matang. Pilihan topic pembicaraan yang cocok untuk diberikan pada
pendengar dengan berdasarkan analisis pendengar. Persiapkanlah materi yang
diperlukan dan rencanakanlah bagaimana strategi penyampaian yang dikira cocok
dengan pendengar.[7]
[1]
Burhan
Bugis, sosiologi komunikasi,( Jakarta: Kencana, 2009).hal.270
[2]
Muhammad
Arni, komunikasi organisasi,( jakarta : Bumi Aksara, 2011), hal.182
[3]
Asep Saeful Muhtadi, Komunikasi
Politik Indonesia “Dinamika Islam Politik Pasca-Orde Baru” (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2008), hlm. 37
[4]Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi
Suatu Pengantar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 147
[7]
Muhammad Darni, komukasi organisasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar