Jumat, 29 Agustus 2014

komunikasi kelompok



Pengertian komunikai kelompok
Kelompok adalah sejumlah orang yang memiliki tujuan yang sama dan berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan tersebut.
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. berlaku juga bagi komunikasi kelompok.
Komunikasi kelompok adalah interaksi tatap muka dari tiga individu atau lebih. dengan tujuan yang sudah di ketahui sebelumnya, seperti berbagai informasi, pemecahan masalah yang anggota- anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi angota lainnya.[1]
Kemudian Alvin A, Goldberg, seorang ahli komunikasi kelompok mendefinisikan komunikasi kelompok adalah suatu bidang studi, penerapan dan penelitian yang tidak menitikberatka perhatiannya pada proses secara umum, tetapi pada tingkah laku individu dalam diskusi kelompok tatap muka kecil.
Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi.
Keberhasilan komuniasi kelompok di sebabkan oleh keterbukaan anggota menanggapi, anggota dengan senng hati menerima informasi, kemauan anggota merasakan apa yang dirasakan anggota lain, situasi kelompok yang mendukung komunikasi berlangsung efektif, perasaan positif terhadap diri anggota kelompok, dorongan terhadap orang lain agar lebih aktif berpartisipasi, dan kesetaraan, yakni bahwa semua anggota kelompok memiliki gagasan yang penting untuk disumbangan kepada kelompok
Ada banyak kelompok dalam masyarakat kita. Misalnya, kelompok pengajian di masjid, kelompok paguyuban, kelompok bermain, kelompok dalam sebuah organisasi, dan kelas belajar. Kelompok dapat diidentifikasikan berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, suku bangsa, dan jenis pekerjaan.
Dalam sebuah kelompok, terjadi interaksi antaranggota kelompok. Maka dari itu, komunikasi kelompok lahir sebagai bentuk komunikasi. Komunikasi kelompok mengatur bagaimana komunikasi berjalan dengan anggota kelompok satu dengan yang lainnya, bagaimana interaksi yang terjadi di dalam kelompok itu sendiri.
Poin poin yang perlu diperhatikan dalam komunikasi kelompok
ü  Adanya interaksi dua arah dalam proses komunikasi tersebut. Artinya anggota yang ada dalam kelompok tersebut aktif dalam menyampaikan pendapatnya.
ü  Karena komunikasi bersifat dua arah, dengan demikian, setiap anggota kelompok mampu mengenal dan member reaksi balasan pada anggota lain atau setiap anggota mampu melihat dan mendengar anggota lain.
ü  Mereka beromunikasi secara intens dalam jangka waktu tertentu , jadi tidak hanya sebentar, jika hanya sepintas komunikasi itu tidak masuk dalam komunikasi kelompok.
ü  Adanya tujuan bersama yang hendak dicapai dalam proses komunikasi tersebut, dimana setiap anggota akan bersinergi untu mewujudkan satu atau beberapa tujuan yang disepakati bersama.

Ciri- Ciri Komunikasi Kelompok
ü  Komunikasi berlangsung face to face komunikasi, dan timbal balik.
ü  Terlaksananya komunikasi atas unsure prakarsa bersama.
ü   Kajianya pada proses berlangsungnya komunikasi dalam kelompok, diskriptif dan analisis
ü   Bentuknya terstruktur, permanen dan emosional.
ü  Setiap aggota kelompok sadar akan peranan, sasaran, uuran, serta identitas kelompok.
ü  Situasinya hiterogen, dari status social, pendidikan,usia, jenis kelamin dan sebagainya, sehingga sering menimbulkan wabah mental yang menjalar dengan cepat.


    Komukasi kelompok kecil
Komunikasi kelompok kecil (small group communication) merupakan komunikasi yang berlangsung secara tatap muka karena komunikator dan komunikan berada dalam situasi saling berhadapan dan saling melihat. Para anggotanya saling berinteraksi satu sama lain dan lebih intens.
Menurut Shaw ada enam cara untuk mengidentifikasikan suatu komunikasi kelompok kecil yaitu suatu kumpulan individu yang dapat mempengaruhi satu sama lain, memperoleh beberapa kepuasan satu sama lain, berinteraksi untuk beberapa tujuan, mengambil peranan, terikat satu sama lain, dan berkomunikasi tatap muka. Jika salah satu dari komponen itu hilang, individu yang terlibat tidaklah berkomunikasi dalam kelompok kecil [2]
.
Menurut Arni Muhammad tujuan komunikasi kelompok kecil mungkin dapat digunakan untuk menyelesaikan bermacam-macam tugas atau untuk memecahkan masalah. Akan tetapi, dari semua tujuan itu sebenarnya dapat dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu untuk tujuan personal dan tujuan yang berhubungan dengan tugas atau pekerjaan. Alasan seseorang masuk dalam kelompok dapat dibedakan atas empat tujuan utama yaitu untuk hubungan sosial, penyaluran, untuk terapi, dan untuk belajar. Tujuan tersebut merupakan tujuan personal. Sedangkan tujuan yang berhubungan untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan yaitu untuk membuat keputusan dan pemecahan suatu masalah.

Tipe Komunikasi Kelompok Kecil

Ronald B. Adler dan George Rodman dalam bukunya Understanding Human Communication, membagi kelompok kecil dalam tiga tipe, yaitu:

a.      Kelompok Belajar (Learning Group)
Kata ‘belajar’ atau learning, tidak tertuju pada pengertian pendidikan sekolah saja, namun juga termasuk belajar dalam kelompok (learning group), seperti kelompok keterampilan, kelompok belajar musik, kelompok bela diri, kelompok diskusi dan sebagainya. Tujuannya adalah meningkatkan informasi, pengetahuan, dan kemampuan diri para anggotanya.

b.      Kelompok Petumbuhan (Growth Group)
Kelompok pertumbuhan memusatkan perhatiannya kepada permasalahan pribadi yang dihadapi para anggotanya

c.       Kelompok Pemecahan Masalah (Problem Solving Group)

Kelompok ini bertujuan untuk membantu anggota kelompok lainnya memecahkan masalahnya. Kelompok akan memberi akses informasi kepada individu sehubungan dengan masalah yang dialaminya, berupa pengalaman anggota kelompok lain ketika menghadapi masalah yang sama, atau informasi lain yang dapat membantu individu memecahkan masalahnya. Kelompok juga memberi kekuatan emosional kepada individu dalam membuat keputusan dan melakukan sebuah tindakan untuk mengatasi masalah individu
Tipe komunikasi kelompok kecil dinilai oleh banyak kalangan sebagai pengembangan dari komunikasi antarpribadi. Trenholm dan Jensen mengatakan bahwa komunikasi antara dua orang yang berlangsung secara tatap muka, biasanya bersifat spontan dan informal. Peserta satu sama lain menerima umpan balik secara maksimal. Peserta komunikasi berperan secara fleksibel sebagai pengirim dan penerima. Setelah orang ketiga bergabung di dalam interaksi tersebut, berakhirlah komunikasi antarpribadi, dan berubah menjadi komunikasi kelompok kecil .
Tidak ada batasan yang jelas tentang berapa jumlah orang yang berada dalam satu kelompok kecil, namun pada umumnya kelompok kecil terdiri dari 2-15 orang. Jumlah yang lebih kecil dari 2 orang bukanlah kelompok, begitu juga jumlah anggota kelompok yang melebihi 15 orang, akan menyulitkan setiap anggota berinteraksi dengan anggota

Karakteristik Komunikasi Kelompok Kecil
Karakteristik komunikasi dalam kelompok ditentukan melalui dua hal, yaitu norma dan peran. Norma adalah kesepakatan dan perjanjian tentang bagaimana orang-orang dalam suatu kelompok berhubungan dan berperilaku satu dengan lainnya.
Norma oleh para sosiolog disebut juga dengan ‘hukum’ (law) ataupun ‘aturan’ (rule), yaitu perilaku-perilaku apa saja yang pantas dan tidak pantas untuk dilakukan dalam suatu kelompok.
Ada beberapa karakteristik lain dari komunikasi kelompok kecil yang membuatnya unik darikonteks komunikasi lainnya yaitu:
ü  Mempermudah pertemuan ramah tamah. Bila orang datang bersama-sama, mereka cenderung untuk berlomba. Perlombaan itu mempunyai tipe, tidak ada yang menang atau kalah, tetapi mempunyai konotasi yang sama.
ü  Personaliti kelompok, tiap personaliti anggota dapat dan dipengaruhi oleh personaliti anggota lain dan sebaliknya, dapat juga menentukan personaliti kelompok.
ü  Kekompakan yaitu daya tarikkan anggota kelompok satu sama lain dan keinginan mereka untuk bersatu.
ü  Komitmen terhadap tugas. Aktivitas individu lainnya dalam kelompok yang dekat dengan komitmen adalah motivasi. Karena dengan adanya motivasi setiap individu, maka hal itulah yang menjadi alasannya masuk dalam kelompok.
ü  Besarnya kelompok. Besarnya kelompok penting bagi perkembangan kelompok. Kelompok janganlah terlalu besar dan terlalu kecil. Jika suatu kelompok begitu kecil, kekecilan itu mungkin membatasi ide-ide dan informasi yang timbul.
ü  Saling tergantung satu sama lain atau keterikatan. Keterikatan adalah satu bentuk kenyataan dalam semua karakteristik kelompok. Tanpa adanya keterikatan tidak akan ada kelompok

Fungsi Komunikasi Kelompok Kecil

ü  Fungsi pertama dalam kelompok adalah hubungan sosial, dalam arti bagaimana suatu kelompok mampu memelihara dan memantapkan hubungan sosial di antara para anggotanya, seperti bagaimana suatu kelompok secara rutin memberikan kesempatanan kepada anggotanya untuk melakukan aktivitas yang informal, santai, dan menghibur.
ü  Pendidikan adalah fungsi kedua dari kelompok, dalam arti bagaimana sebuah kelompok secara formal maupun informal bekerja untuk mencapai dan mempertukarkan pengetahuan. Fungsi pendidikan tergantung pada tiga faktor, yaitu jumlah informasi baru yang dikontribusikan, jumlah partisipan dalam kelompok, serta frekuensi interaksi di antara para anggota kelompok.
ü  Fungsi persuasi. Seorang anggota kelompok berupaya mempersuasi anggota lainnya supaya melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Seseorang yang terlibat usaha-usaha persuasif dalam suatu kelompok, membawa resiko untuk tidak diterima oleh para anggota lainnya, jika usaha-usaha persuasifnya terlalu bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku dalam kelompok, dan justru dapat menimbulkan konflik dalam kelompok.
ü  Fungsi problem solving. Kelompok juga dicerminkan dengan kegiatan-kegiatannya untuk memecahkan persoalan dan membuat keputusan-keputusan. Pemecahan masalah (problem solving) berkaitan dengan penemuan alternatif atau solusi yang tidak diketahui sebelumnya, sedangkan pembuatan keputusan (decision making) berhubungan dengan pemilihan antara dua atau lebih solusi.
ü  Fungsi terapi. Kelompok terapi memiliki perbedaan dengan kelompok lainnya, karena kelompok terapi tidak memiliki tujuan. Objek dari kelompok terapi adalah membantu setiap individu mencapai perubahan personalnya. Tentunya, individu tersebut harus berinteraksi dengan anggota kelompok lainnya guna mendapatkan manfaat, namun usaha utamanya adalah membantu dirinya sendiri, bukan membantu kelompok mencapai konsensus. Contohnya adalah kelompok konsultasi perkawiman, kelompok penderita narkoba, dan sebagainya



Komunikasi Kelompok Besar/publik (Large Group Discussion)


Hennessy mendefenisikan bahwa komunikasi publik/opini publik merupakan suatu kompleksitas pilihan-pilihan yang dinyatakan oleh banyak orang berkaitan dengan sesuatu isu yang dipandang penting oleh umum. Menurutnya, defenisi ini relativ lebih bersifat akademik dan berbeda dari definisi-definisi yang pada umumnya yang digunakan oleh para politisi. Ia juga menambahkan bahwa opini publik itu selalu melibatkan banyak orang yang tertarik untuk memikirkan sesuatu isu dalam waktu yang cukup panjang. Meskipun demikian, istilah “publik” sendiri tidak selalu ditentukan oleh banyak jumlah orang yang menganut opinitersebut. Istilah “Publik” justru diukur oleh apakah sesuatu opini itu menyangkut isu publik atau tidak.[3]
Salah satu kelemahan model komunikasi publik adalah bahwa komunikasi dianggap fenomena yang statis. Seseorang berbicara, pesanya, berjalan kepada khalayak, dan khalayak mendengarkan. Tahap-tahap dalam peristiwa itu berurutan ketimbang terjadi secara simultan. Disamping itu model ini juga berfokus kepada komunikasi yang bertujuan disengaja, yang terjadi ketika seseorang berusaha membujuk orang lain untuk menerima pendapatnya
Kelemahan lain dari model komunikasi publik ini adalah tidak dibahasnya aspek-aspek non verbal dalam persuasi. Meskipun demikian kita harus bersikap adil untuk tidak menilai satu model komunikasi dengan perspektif kekinian. Jelas bahwa model Aristoteles ini telah mengilhami para pakar komunikasi lainya untuk merancang model-model komunikasi yang lebih baru. Kebanyakan model komunikasi yang lebih baru yang dikembangkan para ahli sejak zaman Aristoteles tetap mengandung tiga unsure yang sama: sumber yang mengirimkan pesan, pesan yang dikirimkan, dan penerima pesan.[4]
Komunikasi publik adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar dan majalah) atau elektronik (radio, televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang melembagakan yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat.[5]
Dari pendapat tentang komunikasi diatas, penulis dapat memahami bahwa komunikasi publik adalah komunikasi yang menggunakan saluran media massa seperti media cetak maupun elektronik yang ditujukan kepada khalayak atau masyarakat.
Effendy mengungkapkan tentang karakteristik dari komunikasi publik adalah sebagai berikut:
Komunikasi publik berlangsung satu arah, ini berarti tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikator.
1.         Komunikator pada komunikasi publik bersifat umum, pesan yang disebarkan melalui media massa bersifat umum (publik) karena dipeuntukan kepada umum mengenai kepentingan umum. Jadi tidak ditujukan kepada perseorangan atau kelompok tertentu.
2.         Media dalam komunikasi publik menimbulkan keserempakan, kemampuanya untuk menimbulkan keserempakan kepada khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disebarkan.
3.         Komunikan publik bersifat heterogen. Dalam komunikasi publik, khalayak yang dituju adalah siapa saja yang bersifat heterogen atau khalayak umum.
Komunikasi massa ini dapat berupa pers, radio, televisi, film, dan lain-lain. Sebagaimana yang diungkapkan oleh para ahli komunikasi, bahwa komunikasi massa merupakan singkatan dari komunikasi media massa. Sehingga komunikasi massa juga dapat diartikan sebagai proses komunikasi yang menngunakan media.[6]
Kualitas yang membedakan komunikasi organisasi publik ini dengan komunikasi interpersonal dan komunikasi kelomok kecil adalah:
ü  Komunikasi publik berorientasi kepada si pembicara atau sumber. Sedangkan pada komunikasi interpersonal dan kelompok kecil terdapat hubungan timbale balik di antara si pembicara dengan si penerima yag terlibat. Pada komunikasi organisasi publik, si pembicara mendominasi hubungan.
ü  Pada komunikasi publik melibatkan sejumlah besar penerima tetap pada komunikasi intepesonal biasanya hanya 2 orang dan komunikasi kelompok kecil tidak lebih 5 – 7 orang penerima.
ü  Pada komunikasi publik kurang terdapat interaksi antara si pembicara dengan pendengar. Hal ini menjadikan kurangnya interksi secara langsung antara si pembicara dengan si pendengar lebih-lebih bila pendengarnya makin banyak.
ü  Bahasa yang digunakan dalam komunikasi publik lebih umum supaya dapat dipahami oleh pendengar
     
                  Tujuan Komunikasi Publik
            Tujuan umum dari komunikasi publik terutama sekali adalah untuk member informasi kepada sejumlah besar orang mengenai organisasi misalnya mengenai aktivitas-aktivitas organisasi dan hasil produksi organisasi. Selain itu komunikasi publik juga bertujuan untuk menjalin hubungan antara organisasi dengan masyarakat diluar organisasi. Komunikasi publik juga dapat digunakan untuk member hiburan. Tujuan-tujuan tersebut berhubungan satu sama lain dan sulit untuk dipisahkan. Di samping adanya tujuan umum juga terdapat tujuan khusus yang perlu ditetapkan. Tujuan-tujuan khusus ini dinyatakan dalam bentuk pernyataan dalam kalimat yang lengkap.

            Pentingnya Komunikasi Publik dalam Organisasi
            Organisai sebagai sistem terbuka dengan lingkungan luarnya terutama dengan badan-badan  yang berpengaruh kepada kehidupan organisasi itu sendiri. Sekarang kebanyakan organisasi merasa penting untuk mengadakan bagian hubungan masyarakat dalam organisasinya yang menangani khusus masalah promosi, penyiaran pers, kajian-kajian khusus, pertunjukan, dan darmawisata. Kebanyakan organisasi telah menyadari pentingnya komunikasi public ini dan telah mempunyai program-program khusus untuk itu. Hal ini dapat kita lihat dengan banyaknya sekarang kita jumpai berbagai media yang digunakan untuk itu seperti brosur, majalah, surat-surat edaran CCTV dan poster.

      Tipe Komunikasi Publik dalam Organisasi
      Bentuk persentasi komunikasi organisasi publik secara garis besarnya dapat dibedakan atas dua kategori, yaitu yang bersifat pemberian informasi ndan mencari komitmen (commitment). Persentasi yang bersifat pemberian informasi dapat pula dibedakan sebagai berikut:
a.      Persentasi Orientasi
Persentasi ini sengaja diberikan kepada karyawan-karyawan baru dalam organisasi untuk memperkenalkan mereka dengan lingkungan kerja yang baru. Persentasi ini merupakan satu seri komunikasi tertulis dan lisan yang menyangkut berbagai hal yang perlu diketahui oleh anggota organisasi.

b.       Persentasi untuk Latihan Pekerjaan Tertentu
Bila sejumlah anggota organisasi diberi jabatan baru, mereka mesti dilatih untuk pekerjaan itu oleh pelatih, melalui beberapa bentuk komunikasi lisan. Memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu merupakan topik yang paling umum dari persentasi jabatan. Disamping itu juga diberi kesematan untuk berdialog antara pelatih dan yang dilatih.

c.       Laporan Status
Tiap-tiap subunit organisasi haruslah menyampaikan informasi tentang apa yang mereka lakukan. Ini dilakukan untuk memudahakan dalam pemberian laporan status subunit masing-masing. Laporan status  biasanya mengalir menurut garis komando dalam organisasi.  Tiap-tiap supervisor melaporkan statusnya masing-masing kepada atasanya namun kadang laporan itu mengalir horizontal kepada unit atau subunit bila dirasa perlu. Laporan status kadang disertai memorandum dan laporan produksi. Laporan mungkin diberikan secara teratur dan juga kadang-kadang dapat diberikan secara informal.

d.       Laporan Kepada Dewan Pengurus
Anggota organisasi seringkali diminta untuk memberikan laporan kepada dewan pengurus atau yayasan yang membina organisasi. Kadang-kadang dewan pengurus ini mempunyai otoritas terhadap karyawan yang member persentasi dan kadang-kadang tidak.

e.        Rapat-rapat Umum
Kadang-kadang pemimpin merasa perlu mengadakan rapat umum beserta seluruh karyawanya. Salah satu kegiatan utama dalam rapat tersebut adalah untuk memberikan informasi kepada karyawan yang mungkin berkenaan dengan kebijaksanaan umum yang baru atau peraturan baru yang perlu diketahui oleh karyawan, atau mengenai hal lainnya yang perlu diinformasikan secara cepat.
           
            Bentuk kedua dari komunikasi publik dalam organisasi adalah untuk mencari komitmen.

      Penyampaian Komunikasi Publik
            Persiapan persentasi yang baik hendaklah diikuti dengan cara penyampaian yang baik sehingga memungkinkan komunikasi itu efektif. Kualitas penyampaian persentasi lisan ditentukan oleh pesan yang sengaja dimaksudkan dan juga oleh pesan yang tidak sengaja disampaikan. Pembicara bertanggung jawab memberikan persentasi yang berharga dank arena itu bertanggung jawab untuk menyampaikan seefektef mungkin. Untuk menyampaikan persentasi lisan dengan baik perlulah diperhatikan beberapa hal seperti bertkut:
1.      Kontak Mata
            Kontak mata adalah teknik komunikasi nonverbal yang sangat membantu si pembicara dalam menjelaskan idenya kepada pendengar. Di samping mempunyai kekuasaan yang membujuk, kontak mata juga membantu untuk menjaga perhatian pendengar. Seorang pembicara yang berhasil haruslah menjaga kontak mata dengan pendengarnya. Untuk mendapatkan hubungan dengan pendengar si pembicara hendaklah menjaga kontak mata langsung dengan pendengar kira-kira 75% dari waktu persentasinya. Kontak mata dengan pendengar membantu si pembicara mengetahui dan memonitor pemdengar dan merupakan balikan bagi si pembicara mengenai pesan yang disampaikan.

      2.      Vokalik
            Kecepatan berbicara, nada dan irama suara, serta penekana pada kata-kata tertentu perlu diperhatikan dalam penyampaian persentasi lisan. Persentasi lisan yang disampaikan dengan suara yang jelas dan enak didengar dapat memukau pendengar. Tetapi sebaliknya persentasi yang disampaikan dengan suara yang tidak bervariasi, monoton akan membosankan para pendengarnya, sehingga mengurangi perhatian pendengar.

      3.      Ketepatan
            Kadang-kadang suatu persentasi disampaikan dalam situasi informal atau dalam suasana pendengar rileks, maka penyampaian persentasipun henhaknya disesuaikan dengan situasi tersebut. Begitu juga sebaliknya, bila kondisi formal maka cara penyampaian persentasi juga hendaknya bersifat formal. Di smping mempertimbangkan kondisi dan topic pembicaraan, juga dipertimbangkan apa yang diharapkan si pendengar untuk didengar.

4.      Perencanaan
            Kunci strategi yang terbaik adalah perncanaan. Oleh karena itu sebelum penyampaian persentasi, si pembicara terlebih dahulu telah membuat perencanaan yang matang. Pilihan topic pembicaraan yang cocok untuk diberikan pada pendengar dengan berdasarkan analisis pendengar. Persiapkanlah materi yang diperlukan dan rencanakanlah bagaimana strategi penyampaian yang dikira cocok dengan pendengar.[7]



[1] Burhan Bugis, sosiologi komunikasi,( Jakarta: Kencana, 2009).hal.270
[2] Muhammad Arni, komunikasi organisasi,( jakarta : Bumi Aksara, 2011), hal.182
[3] Asep Saeful Muhtadi, Komunikasi Politik Indonesia “Dinamika Islam Politik Pasca-Orde Baru” (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 37
[4]Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 147
[6]Ibid., hlm. 20
[7] Muhammad Darni, komukasi organisasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar