Sabtu, 08 September 2012

TABEL SPESIFIKASI

BAB III

TABEL SPESIFIKASI


 

  1. Tabel Spesifikasi
    1. Pengertian

Tabel spesifikasi yang juga dikenal dengan istilah kisi-kisi soal atau blue print adalah sebuah tabel analisis yang didalamnya dimuat rincian materi tes dan tingkah laku beserta proporsi yang dikehendaki oleh tester, dimana pada tiap petak (sel) dari tabel tersebut diisi dengan angka-angka yang menunjukkan banyaknya butir soal yang akan dikeluarkan dalam tes hasil belajar bentuk objektif. Didalam tabel spesifikasi juga memuat tentang informasi-informasi yang berhubungan dengan butir-butir soal tes yang akan disusun oleh tester. Hal-hal yang sering dicantumkan dalam tabel spesifikasi hanya 3 buah aspek yaitu ingatan, pemahaman, dan aplikasi.

  1. Fungsi

Fungsi dari tabel spesifikasi ialah untuk menjaga agar tes yang kita susun tidak menyimpang dari bahan (materi) serta aspek kejiwaan (tingkah laku) yang akan dicakup dalam tes.

  1. Langkah-langkah pembuatan tabel spesifikasi

Adapun langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam pembuatan tabel spesifikasi, antara lain:

  1. Mendaftarkan, pokok-pokok materi yang akan diteskan kemudian memberikan imbangan bobot untuk masing-masing pokok materi. Dalam hal ini imbangan bobot ditentukan oleh tester menurut tingkat kesukaran dan luasnya materi.


 


 


 

Contoh:

Logaritma    (5)

Limit        (4)

    Matriks    (3)

    Logika        (2)

Angka-angka yang tercantum disamping materi menunjukkan imbangan bobot.

  1. Mengubah indeks bobot menjadi persentase dan kemudian dipindahkan kedalam tabel. Cara mengubah indeks bobot kepersentase yaitu:


     

    Imbangan bobot (IB) X 100 %

    Jumlah total IB


     

    Contoh :

        Logaritma    (5)         x 100 % = 36 %

        Limit        (4)         x 100 % = 29 %

        Matriks    (3)         x 100 % = 21 %

        Logika        (2)         x 100 % = 14 %

        Jumlah IB = 14


     

  2. Memerinci banyaknya butir soal untuk tiap-tiap pokok materi. Caranya yaitu membagi jumlah butir soal menjadi 4 bagian berdasarkan imbangan bobot yang tertera sebagai persentase. (disini soalnya ada 30). Penentuan jumlah soal ditentukan oleh guru berdasarkan alokasi waktu yang disediakan dan bentuk soal yang akan diberikan. Cara penentuan jumlah soal:


     

    % pokok materi x jumlah soal

    100

    Contoh :

    Logaritma    (36%)        
x 30 = 11

    Limit        (29%)        
x 30 = 9

    Matriks        (21%)        
x 30 = 6

    Logika        (14%)        
x 30 = 4

    Jumlah soal = 30


 

Contoh dalam tabel spesifikasi

aspek yang

diukur

materi pokok

Ingatan

(I)

Pemahaman

(P)

Aplikasi

(A)

Jumlah

Logaritma (36%)

A

B

C

11

Limit (29%)

D

E

F

9

Matriks (21%)

G

H

I

6

Logika (14%)

J

K

L

4

Jumlah 100%

   

30


 

    Untuk langkah selanjutnya, terdapat langkah-langkah khusus, tergantung dari homogenitas (materi seragam) atau heterogenitas (materi tidak seragam) yang akan diteskan.

  1. Untuk materi yang seragam

Yang dikatakan "seragam" ialah antara pokok materi yang satu dengan pokok materi yang lain mempunyai kesamaan dalam imbangan aspek tingkah laku. Misalnya dicontoh ini ditetapkan bahwa 20% untuk ingatan, 30% untuk pemahaman dan 50% untuk aplikasi. Selanjutnya banyak butir soal untuk setiap sel diperoleh dengan cara menghitung persentase dari banyaknya soal bagi tiap pokok materi pokok yang sudah tertulis di kolom paling kanan, yaitu:


 

% aspek yang diukur    x jumlah soal dikolom bagian kanan

        100

Perlu diperhatikan bahwa perolehan angka dari setiap sel merupakan pembulatan dari perhitungan, yang bertujuan agar apabila dijumlahkan kesamping dan kebawah diperoleh jumlah yang sama (benar).

Contoh:

aspek yang

diukur

materi pokok

Ingatan

20%

Pemahaman

30%

Aplikasi

50%

Jumlah

Logaritma (36%)

(A) = 2

(B) = 3

(C) = 6

11

Limit (29%)

(D) = 2

(E) = 3

(F) = 4

9

Matriks (21%)

(G) = 1

(H) = 2

(I) = 3

6

Logika (14%)

(J) = 1

(K) = 1

(L) = 2

4

Jumlah 100%

6

9

15

30


untuk mengisi / menentukan banyaknya butir soal untuk tiap sel :

Sel A    =
x 11 = 2,2 (2)            Sel B    =
x 11 = 3,3 (3)

Sel D    =
x 9 = 1,8 (2)            Sel E    =
x 9 = 2,7 (3)

Sel G    =
x 6 = 1,2 (1)            Sel H    =
x 6 = 1,8 (2)

Sel J    =
x 4 = 0,8 (1)            Sel K    =
x 4 = 1,2 (1)


 

Sel C    = x 11 = 5,5 (6)

Sel F    =
x 9 = 4,5 (4)

Sel I    =
x 6 = 3 (3)

Sel L    =
x 4 = 2 (2)


 

  1. Untuk materi yang tidak seragam

Materi yang tidak seragam ialah materi yang didalam imbangan aspek tingkah lakunya dilihat / ditentukan tiap bab atau materinya serta tiap materi imbangan aspek tingkah lakunya tidak memiliki kesamaan (berbeda-beda).


 

Contoh:

Seorang tester akan menyusun tes untuk 3 bab dari materi yang sudah diajarkan dengan jumlah soal 30 buah.

  • Bab I    :     berbobot dua kali bab 2, aspek yang diukur : 20% ingatan, 30% pemahaman dan 50% aplikasi.
  • Bab II    :    berbobot setengah dari bab 3, aspek yang diukur hanya pemahaman dan aplikasi dengan imbangan bobot 40% : 60%.
  • Bab III    :    berbobot dua kali bab 2, aspek yang diukur hanya ingatan dan aplikasi dengan imbangan 30% : 70%.

Penyelesaian:

Misal Bab II mempunyai imbangan bobot = 2, maka

Bab I    = 2 x 2    =     (4)        
x 100 = 40%

Bab II    =
x 4 =     (2)        
x 100 =20%

Bab III    = 2 x 2    =    (4)        
x 100 = 40%

    Jumlah IB    = 10


 

Maka untuk menentukan / memerinci banyaknya soal tiap bab yaitu:

Untuk    Bab I (40%)        
x 30 = 12

    Bab II (20%)         x 30 = 6

    Bab III (40%)     x 30 = 12

    Jumlah soal    = 30

Jadi :

Untuk Bab I aspek yang diukur    :     Ingatan (20%)        
x 12= 2,4 (2)

            Pemahaman (30%)    
x 12= 3,6 (4)

            Aplikasi (50%)        
x 12 = 6

            Jumlah 100%


 

Untuk Bab II aspek yang diukur :    Pemahaman (40%)    
x 6= 2,4 (2)    

    Aplikasi (60%)        
x 6 = 3,6 (4)

    Jumlah 100%    

Untuk Bab III aspek yang diukur:    Ingatan (30%)        
x 12 =3,6 (4)

    Aplikasi (70%)        
x 12 = 8,4 (8)

    Jumlah 100%

Maka tabel spesifikasi untuk materi yang tidak seragam adalah:

aspek yang

diukur

materi pokok

Ingatan

(I)

Pemahaman

(P)

Aplikasi

(A)

Jumlah

Bab I (40%)

20%

(2)

30%

(4)

50%

(6)

12

Bab II (20%)

-

40%

(2)

60%

(4)

6

Bab III (40%)

30%

(4)

-

70%

(8)

12

Jumlah 100%

6

6

18

 


B.     Tindak Lanjut Sesudah Penyusunan tabel Spesifikasi

Setelah kita membuat tabel spesifikasi, hal selanjutnya yang dilakukan oleh tester yaitu 2 hal :

  1. Membuat kisi-kisi soal, dan
  2. Membuat kartu soal.


 


 


 


 

  • Membuat kisi-kisi soal

    Dalam membuat kisi-kisi soal sebagai contoh disini yang digunakan adalah pada contoh materi seragam.

No

Materi

Tahap

berpikir

Jumlah

soal

indikator

No

soal

Bentuk

soal

soal

1

Logaritma

C1

2

  • Mampu men-defenisikan logaritma

1

essay

Buatlah per-samaan beri-kut kedalam bentuk log:

2y = 10x

X = ay

  

C2

3

  • Mampu me-nentukan nilai logaritma

5

essay

Tentukan nilai log beri-kut: 2log 16

  

C3

6

  • Mampu men-yederhanakan logaritma

11

essay

Buktikan

am log xn =

a log x

Setelah membuat kisi-kisi soal langkah selanjutnya yaitu membuat kartu soal.

  • Membuat kartu soal

    Dalam membuat kartu soal, sebagai contoh disini hanya menggunakan pada materi logaritma saja yaitu pada aspek yang diukur (C1 = pemahaman).


     

    KD : Menggunakan aturan pangkat, akar dan logaritma

    Sumber buku : Buku cetak matematika

    Indikator : Mendeskripsikan pengertian logaritma

    Soal : Buatlah persamaan berikut ke bentuk

    Log 2y = 10x

    Materi :

    Pengertian logaritma

    Aspek yang diukur

    C1 (pengetahuan)

    Kunci jawaban

    x = log 2y


     

    Untuk membuat kartu soal pada materi (limit, matriks, dan logika) juga sama hanya berbeda pada aspek yang diukur, indikator dan contoh soalnya saja. Begitu juga dengan membuat kisi-kisi soal yang berbeda hanya pada aspek yang diukur, indikator, nomor soal dan contoh soalnya saja.


     

LAMPIRAN

  1. Seorang penilai akan menyusun tes untuk 3 bab dari materi yang sudah diajarkan dengan jumlah soal 20 yaitu:
  • Bab I berbobot dua kali Bab III, aspek yang diukur 20% hafalan (ingatan), 30% pemahaman dan 50% aplikasi.
  • Bab II berbobot dua kali Bab III, aspek yang diukur hanya ingatan 30% dan 70% aplikasi.
  • Bab III berbobot setengah dari Bab II, aspek yang diukur hanya pemahaman 40% dan aplikasi 60%.

Buatlah tabel spesifikasinya!

  1. Seorang penilai akan menyusun tes dengan jumlah soal 20,

    pada materi :    Statistika dengan bobot 4

        Trigonometri dengan bobot 5

        SPLDV dengan bobot 2

        Relasi fungsi dengan bobot 3

    Dengan aspek yang diukur ingatan 2, pemahaman 3 dan aplikasi 5. Buatlah tabel spesifikasinya dan kisi-kisi soal.


     

  2. Seorang penilai akan menyusun tes untuk 3 bab dari materi yang sudah diajarkan dengan jumlah soal 30, yaitu:
  • Bab I berbobot dua kali Bab II dengan aspek yang diukur ingatan 3, pemahaman 3 dan aplikasi 4.
  • Bab II berbobot setengah dari Bab III dengan aspek yang diukur ingatan dan pemahaman saja yaitu dengan imbangan bobot yang sama.
  • Bab III berbobot dua kali Bab II dengan aspek yang diukur pemahaman dan aplikasi saja dengan imbangan bobot 1:3 .

    Buatlah tabel spesipikasinya.


     


     


     

DAFTAR PUSTAKA


 

Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar